Content

Manusia Dan Penderitaan

Selasa, 22 Maret 2011
Penderitaan
Penderitaan merupakan  realita dunia dan manusia. Berat tidaknya intensitas penderitaan ,tergantung pada peranan individu itu sendiri. Contohnya anda menganggap ini semua penderitaan,belum tentu oranglain menganggap ini sebuah penderitaan. Penderitaan itu bertingkat-tingkat,ada yang ringan dan ada juga yang berat. Tergantung anda sendiri yang menghadapinya. Penderitaan belum tentu tidak bermanfaat,dibalik setiap penderitaan ada hikmah yang bisa anda petik tetapi ada juga yang merasa hidupnya makin kelam. Maka dari itu,hendaklah anda bersyukur dengan apa yang terjadi dalam hidup ini. 

Penderitaan yang dapat memberikan hikmah
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan
Sebetulnya,tujuan manusia hidup adalah mencari kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan adalah hal yang tidak dinginkan dan dihindari oleh manusia. 
Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Sumber : http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/manusia-dan-penderitaan/

*Pengertian siksaan

Siksaan adalah perbuatan sengaja dengan menyebabkan nyeri fisik dan nyeri mental pada seseorang. Dalam bahasa Indonesia kita masih mempunyai kata "pesakitan" yang agaknya penyiksaan sebagai latar belakangnya. Yang paling sering menjadi korban penyiksaan adalah orang yang dianggap tak bernilai,narapidana dan tahanan perang. Tidak mengherankan ketika HAM mulai ditetapkan secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, penyiksaan langsung dimasukkan dalam praktek yang dilarang. Dalam Deklarasi Universal HAM (1948) dikatakan dengan tegas bahwa tak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan dengan cara kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan (Pasal 5). Dalam Konvensi Jenewa (1949) yang mengatur perlakuan terhadap tahanan perang ditetapkan: Penyiksaan fisik atau mental, atau bentuk paksaan lain apa pun tidak boleh dikenakan pada tahanan perang" (art. 17).
Penyiksaan sangat bertentangan dengan HAM. Orang yang melakukan penyiksaan dianggap telah melanggar HAM. Argumen yang paling kuat melawan penyiksaan berasal dari konteks etika. Dengan melibatkan diri dalam praktek penyiksaan, orang kehilangan (sekurang-kurangnya sebagian) martabatnya sendiri.

*Siksaan yang bersifat fisik
Penyalahgunaan fisik yang dilakukan seseorang bisa berdampak hebat pada orang tersebut dan menyebabkan rasa sakit pada fisik. Seperti menampar,meninju,melempar barang ke orang,penyerangan dari oranglain dan tindakan tidak menyenangkan lainnya. Kekerasan dapat mengakibatkan cedera,gagar otak,memar dan sebagainya. Banyak perempuan melaporkan bahwa mereka sering mengalami kekerasan saat sedang hamil dan ketika anak masih kecil. Banyak pria yang tidak melaporkan kekerasan fisik yang diterima dari pasangan wanitanya karena merasa malu,begitu juga wanita karena merasa takut. 
Contoh:
*penganiayaan
*penyerangan
*Melempar benda ke oranglain
kekalutan mental dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang hams diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.  Gangguan Mental Merupakan totalitas kesatuan dari ekspresi mental yang patologis terhadap stimuli sosial, yang dikombniasikan dengan faktor – faktor sekunder lainnya. 
Seperti halnya rasa pusing, sesak nafas demam panas dan nyeri – nyeri pada lambung sebagai pertanda permulaan dari penyakit jasmani, maka mental disorder itu mempunyai pertanda awal antara lain : cemas – cemas, ketakutan, pahit hati, dengki, apatis, cemburu, iri, marah – marah secara eksplosif, asocial, ketegangan kronis, dan lain – lain.


*Gejala kekalutan mental
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

*tahap-tahap gangguan kejiwaan
Tahap-taham gangguan kejiwaan adalah
a. gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
b. usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan

*Penyebab kekalutan mental

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya tetap semangat dan optimis.
b. Negatif : trauma yang dialami diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.


Opini:
Hidup ini selalu dihiasi dengan keceriaan dan penderitaan. Hampr Sebagian orang pernah mengalami kekalutan mental yaitu dimana dia merasa rendah diri karena menganggap dirinya tidak sempurna dan merasa terintimidasi dari lingkungannya. Rasa cemas yang berlebihan,emosi yang mudah terpancing membawa dampak negative untuk orang-orang terdekatnya. Padahal jika kita berpikir tentang banyak hal,kita dapat menjadi seseorang yang luar biasa.Untuk itu,diperlukan pangembangan diri yang bisa dilakukan dengan kemantapan dalam berpikir. Bisa dimulai dengan memotivasi diri sendiri,yakin dengan diri sendiri,mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar atau pematangan social dan selalu bersyukur. Cara tersebut bisa membuat seseorang menjadi tidak rendah diri lagi dan lebih percaya diri sehingga gejala kekalutan mental bisa dicegah sebelum terlambat.

0 komentar:

Posting Komentar